Mendawak
Taman Nasional Gunung Palung adalah salah satu habitat yang memiliki peran penting bagi orangutan di Kalimantan Barat, yang diperkirakan terdapat 2.500 individu orangutan di kawasan hutan seluas 90.000 ha. Daerah utara Taman Nasional dikenal sebagai lanskap Mendakwak memiliki potensi cukup besar, namun sayangnya sebagian besar lanskap belum disurvei dan secara resmi bukan wilayah yang dilindungi.
MENDAWAK
Bentang alam Mendawak tidak memiliki batas yang jelas, namun mencakup area seluas sekitar 500.000 ha, mulai dari pesisir Kubu Raya hingga Kabupaten Kayong Utara, Ketapang, dan Sanggau.
Menurut Population and Habitat Viability Assessment (PHVA) 2016, bentang alam tersebut dapat menampung sebanyak 1.348 individu orangutan. Area inti ditutupi hampir seluruhnya oleh 20 konsesi perusahaan, campuran konsesi kelapa sawit, hutan industri, dan ekosistem restorasi (yang terakhir untuk pengembangan proyek karbon). Ada dua kawasan konservasi, yaitu Hutan Lindung Mendawak yang memiliki seluas sebesar 18.681 ha dan Hutan Kemasyarakatan Sungai Padawan seluas 6.791 ha. Lanskap Mendawak berisi terdiri dari area hutan primer dan sekunder, gambut, dan bakau, dengan komunitas yang terdiri dari Melayu dan Dayak Asli.
Meskipun penting, lanskap Mendawak belum menerima tingkat perhatian yang sama dengan habitat orangutan atau kawasan hutan utama lainnya di dekatnya. Akibatnya, konversi lahan skala besar dan ekstraksi kayu telah terjadi. Hal ini terlihat terutama pada PT Mayawana Persada yang membentuk bagian selatan lanskap. Dioperasikan oleh perusahaan Indonesia, Alas Kusuma, PT Mayawana Persada (Alas Kusuma Group) memiliki sekitar 50.000 ha hutan. Pada tahun 2020 dan 2021, masing-masing seluas 2.800 ha dan 5.300 ha hutan ditebangi. Oleh karena itu, Pada tahun 2022, Alas Kusuma Group telah menjadi menyebabkan deforestasi terbesar di sektor hutan industri di Indonesia, membuka 5.200 ha hutan pada tahun 2022, dan . Pada tahun 2023, telah membuka lebih dari 10.000 ha pada tahun 2023.
Untuk melestarikan hutan di Mendawak, Sangga Bumi Lestari bekerja sama dengan LSM mitra kami, Universitas Tanjungpura dan pemerintah daerah Kalimantan Barat untuk mengembangkan inisiatif konservasi yang akan melestarikan hutan di dalam konsesi perusahaan dan memastikan konektivitas di seluruh Mendawak. Kunci utama untuk mewujudkan hal ini adalahdiperlukan adanya keterlibatan langsung yang kuat dengan konsesi perusahaan di lanskap, sertadan menyediakan forum multi-pemangku kepentingan untuk memfasilitasi dialog antar perusahaan.