top of page
Mendawak 7.jpg

KALIMANTAN BARAT

Lanskap Palung - Mendawak

Lanskap Palung-Mendawak di Kalimantan Barat mencakup empat wilayah dan menyatukan wilayah Palung dan Mendawak merupakan area ekologis yang penting. Di kawasan ini terdapat Taman Nasional Gunung Palung yang merupakan rumah bagi sekitar 2.500 orangutan. Bersebelahan dengan Taman Nasional ini adalah Hutan Lindung Gunung Tarak yang melindungi sekitar 482 orangutan. Mendawak kawasan yang terdiri dari lahan gambut dalam, hutan tropis, dan hamparan mangrove terbesar di Kalimantan Barat, adalah kawasan yang sebagian besar areanya tidak terlindungi, menekankan mendesaknya kebutuhan akan upaya konservasi.

Lanskap Palung-Mendawak di Kalimantan Barat mencakup empat wilayah: Kubu Raya, Kayong Utara, Ketapang, dan Sanggau. Palung-Mendawak mewakili pertemuan dua lanskap yang dikenal luas namun tidak jelas batasannya: Mendawak di utara dan Palung di selatan...

Keterlibatan Multi-Pemangku Kepentingan

Sangga Bumi mulai bekerja di lanskap Mendawak pada tahun 2020, dengan melakukan advokasi penerapan praktik pembangunan berkelanjutan pada konsesi kelapa sawit dan pulp serta kertas di lanskap tersebut. Menyadari bahwa Hutan Mendawak terancam, kami mulai memfasilitasi diskusi multi-pemangku kepentingan dengan para pelaku utama penggunaan lahan baik publik maupun swasta...

Sangga Bumi mendukung pengelolaan multi-pemangku kepentingan yang inovatif

Visi Sangga Bumi adalah agar lanskap Palung-Mendawak dikelola secara aktif di bawah satu rencana konservasi komprehensif, yang menyatukan berbagai pemangku kepentingan umum dan swasta, menguatkan suara masyarakat dalam perencanaan konservasi yang didominasi oleh konsesi, dan mendorong solusi pengelolaan hutan berkelanjutan dan konektivitas yang inovatif di seluruh lanskap. Kami mencapai visi ini melalui proyek jangka panjang yang didasarkan pada empat tujuan utama:

​

  1. Diterapkannya strategi konservasi tingkat lanskap yang komprehensif untuk Palung-Mendawak dengan bekerja sama dengan pemangku kepentingan publik dan swasta. Melalui program Sangga Innovation, kami meningkatkan keterbukaan sektor penggunaan lahan di lanskap melalui peningkatan keterlacakan, penyediaan mekanisme untuk kolaborasi multi-pemangku kepentingan, dan peningkatan visibilitas masyarakat dan aktivitas masyarakat di lanskap tersebut.

  2. Menurunnya perubahan area dengan Nilai Konservasi Tinggi (NKT) pada konsesi perusahaan. Dengan mendukung penerapan kerangka kerja pembangunan berkelanjutan dan memasukkan pengembangan konsesi dalam peraturan lokal yang dimaksudkan untuk melestarikan hutan, kami mengurangi praktik pembangunan yang merusak lingkungan dan meningkatkan kualitas hutan di dalam konsesi.

  3. Meningkatnya pengelolaan hutan berkelanjutan dan meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam konservasi hutan melalui kolaborasi perusahaan-masyarakat. Ada beberapa area di mana hutan desa berbatasan dengan hutan di dalam konsesi perusahaan. Melalui pendekatan Sangga Canopy, kami menyelaraskan strategi pengelolaan untuk hutan di berbagai kategori lahan yang berbeda dan memfasilitasi pengembangan perjanjian konservasi multi-pemangku kepentingan untuk meningkatkan kelangsungan hidup dan konektivitas area hutan.

  4. Meningkatnya implementasi teknik pertanian regeneratif oleh petani di lanskap tersebut. Melalui program Sangga Farming, kami mendorong penduduk desa yang beroperasi di ekosistem gambut dalam, mineral, rawa, dan mangrove, untuk mengadopsi teknik pertanian regeneratif untuk meningkatkan ketahanan iklim dan peluang ekonomi yang beragam.

bottom of page