Lanskap Mendawak di Kalimantan Barat
Mendawak terletak di Kalimantan Barat-Indonesia, adalah lanskap yang signifikan secara ekologis namun sebagian besar tidak terlindungi. Lanskap ini dicirikan dengan habitat genting orangutan, area gambut yang dalam, hutan tropis, dan hamparan hutan mangrove terbesar di provinsi ini. Lanskap ini memiliki keanekaragaman hayati yang luar biasa dan menyediakan tempat perlindungan yang aman bagi banyak spesies yang terancam, termasuk empat primata endemik Kalimantan. Nilai kekayaan keanekaragaman hayatinya terletak pada hutan rawa gambut dan mangrove yang luas di wilayah ini. Habitat-habitat ini mendukung flora dan fauna yang beragam dan berfungsi sebagai penyimpan karbon.
Memastikan pengelolaan hutan berkelanjutan akan mencegah pelepasan karbon yang tersimpan ke atmosfer, melestarikan keanekaragaman hayati, dan melindungi manusia dari dampak terkait iklim.
Pentingnya Mangrove Mendawak secara Nasional
Mendawak mencakup empat kabupaten: Kubu Raya, Ketapang, Kayong Utara, dan Sanggau. Di dalam hamparan ini terdapat zona pesisir dengan sekitar 118.000 hektar hutan mangrove di Kabupaten Kubu Raya. Hutan mangrove, yang terdiri dari pohon dan semak di zona intertidal pesisir, adalah ekosistem yang vital. Mereka memainkan peran penting dalam mengurangi risiko banjir dengan bertindak sebagai penghalang alami yang memperlambat air pasang, sehingga mengurangi dampak gelombang dan badai. Dengan mengurangi risiko banjir, hutan mangrove juga membantu mencegah erosi pantai. Hal ini sangat penting di Kalimantan Barat, di mana 1 dari 2 orang terpapar risiko banjir yang signifikan, dua kali lipat rata-rata nasional 1 dari 4. Mangrove juga menyerap 950 ton karbon per hektar per tahun. Karena mangrove di Indonesia mencakup sekitar 3,5 juta hektar lahan, sekitar 23% dari area mangrove dunia, konservasi mangrove Indonesia sangat penting untuk upaya mengurangi emisi karbon.
Sayangnya, hutan mangrove Kubu Raya menghadapi beberapa ancaman. Penduduk desa memanen kayu mangrove untuk memproduksi arang, dan keterbatasan pilihan mata pencaharian memberikan sedikit peluang untuk mengurangi ketergantungannya pada deforestasi. Konsesi perusahaan memiliki hak izin atas sebagian besar area hutan mangrove, yang mengakibatkan strategi pengelolaan yang tidak konsisten di seluruh wilayah. Peningkatan kejadian banjir pada akhirnya akan meningkatkan kerentanan petani Kubu Raya, mengancam upaya untuk meningkatkan kapasitas komunitas dalam usaha konservasi yang dipimpin oleh desa.
Cagar Biosfer Palung-Mendawak
Menyadari nilai ekosistem darat dan laut Mendawak, pemerintah Kalimantan Barat berupaya mengintegrasikan Mendawak dengan lanskap Palung yang lebih selatan, rumah bagi Taman Nasional Gunung Palung yang terkenal. Dengan menominasikan lanskap terintegrasi sebagai Cagar Biosfer Palung-Mendawak, pemerintah mencari pengakuan UNESCO atas potensi keanekaragaman hayati lanskap ini. Pengakuan resmi UNESCO atas cagar biosfer menciptakan platform strategis yang meningkatkan kemampuan pemangku kepentingan untuk mempromosikan penelitian, pendidikan, dan kegiatan bisnis dalam kerangka ekologi.
Inisiatif ini dipimpin oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Kalimantan Barat, dengan dukungan dari Universitas Tanjungpura. Sangga Bumi Lestari dengan bangga memberikan dukungan teknis untuk inisiatif ini, mengadvokasi kerja sama multi-pemangku kepentingan untuk peningkatan konservasi di tingkat lanskap. Melalui kerja sama ini, semua pelaku lanskap dapat mengembangkan strategi yang diperlukan untuk melindungi ekosistem unik lanskap Palung-Mendawak.